Pengertian Alif Lam Syamsiah
Sebelum kita memperlajari Hukum Alif Lam Syamsiah ini, maka sebaiknya kita terlebih dulu membaca Hukum Alif Lam Ta’rif dan juga Alif Lam Qamariah. Bila telah selesai, silahkan lanjutkan membaca bab ini.
Alif Lam Syamsiah (الشمسية) atau juga sering disebut dengan istilah Idgham Syamsiah yaitu bagian dari hukum Alif Lam Ta’rif yang berlaku ketika ada huruf Alif-Lam ( ال ) ketemu dengan satu dari 14 (empat belas) huruf hijaiyah yang masuk ke dalam Huruf Syamsiah, yaitu:
ن , ل , ظ , ط , ض , ص , ش , س , ز , ر , ذ , د , ث , ت
Contoh Alif Lam Syamsiah
Ini merupakan contoh Alif Lam Syamsiah dalam Asmaul Husna:
Contoh Alif Lam Syamsiah dalam Al Qur’an
Alif Lam syamsiah dalam Al Qur’an sangat banyak diantaranya adalah :
1. Surat Al-Fatihah[1]:3]
2. Surat Al-Baqarah[2] Ayat 8
3. Surat Al-Kahf[18] ayat 2
Cara Membaca Alif Lam Syamsiah
Syamsiah asal katanya adalah syams, yang artinya adalah matahari. Secara filosofis, matahari berarti benda langit mempunyai sinar dan sinar matahari tersebut bisa menguapkan, meleburkan, dan melenyapkan benda-benda langit yang lainnya. Dalam kitab Al-Quran, sufat-sifat dari Hukum Alif Lam Syamsiah tersebut berada dalam Tanda Tasydid yang terletak di atas huruf Syamsiah, yaitu tanda tasydid yang diberikan sebab terjadinya suatu hukum pertemuan antara huruf hijaiyah Alif-Lam dan Huruf Syamsiah.
Sama seperti pada Hukum ALif Lam Qamariah, ada hal – hal yang harus sangat diperhatikan pada saat membaca Hukum Alif Lam Syamsiah yaitu :
1. Bila terletak pada awal ayat atau sering disebut dengan istilah Ibtida’ [memulai lagi bacaan sesudah waqaf / berhenti), maka cara membacanya adalah huruf Alif dibaca seperti huruf yang berharakat Fathah. Sementara itu, untuk huruf Lam tak dibaca [seperti tidak ada, sebab sudah melebur ke huruf Syamsiah atau dibaca dengan idgham. Cara membaca seperti ini tetaplah berlaku meskipun di atas huruf Syamsiah tersebut tidak terdapat tanda tasydidnya.
Contoh :
2. Bila Alif Lam Syamsiah terletak di tengah ayat Al Qur’an (washal/berhenti di tengah ayat Al Qur’an), maka huruf Alif-Lam tidak dibaca / seperti dianggap tidak ada. Jadi huruf sebelum alif Lam langsung dileburkan ke dalam huruf Syamsiah.
Huruf O, yang berada di tulisan latin untuk kata ‘Adrooka’ dan juga kata ‘Thooriq’ di atas yaitu untuk menunjukkan suara dari bacaannya. Bila kita mengikuti Hukum Tajwid, maka seharusnya ditulis dengan memakai huruf A, bukan huruf O, yaitu Thaariq atau Adraaka.
Hamzah Washal pada Hukum Alif Lam Syamsiah
Di dalam penjelasan tentang Hukum Alif Lam Tarif, sudah diuraikan bahwasanya Hamzah Washal yaitu huruf Alif di dalam penulisan, dan huruf Hamzah di dalam penyebutan. Dani ini sering disebut pula dengan huruf Alif Washal. Ini fungsinya yaitu untuk menghubungkan kata/kalimat. Di dalam mushaf Al Qur’an standar Indonesia, Hamzah Washal di dalam Hukum Alif Lam Syamsiah biasanya dibantu dengan harakat Fathah, tetapi ada banyak juga ayat Al Qur’an yang tidak diberikan harakat Fathah. Akan tetapi, yang harus digarisbawahi yaitu Hamzah Washal di dalam Hukum Alif Lam Syamsiah selalu menggunakan harakat Fathah.
Silakan dilihat pada contoh Surah Al Fatihah ayat- 3 di bawah ini, dibaca “Ar-Rohmaan”.
Dan bila diwashalkan (berhenti) dengan ayat sebelumnya, maka Hamzah Washal-nya tak dibaca:
3. Cara membaca Alif Lam Syamsiah selanjutnya, bila kita menginginkan untuk mewashalkan ayat Al Qur’an [menyambungkan antara ayat Al Qur’an yang satu ke ayat Al Qur’an berikutnya); yaitu huruf Alif-Lam tak dibaca [dianggap tidak ada], dan kita langsung masuk ke dalam huruf Syamsiah.
Tasydid yang berada di seluruh huruf Syamsiah, cara membaca panjangnya yaitu 2 harokat atau 1 Alif, kecuali pada huruf hijaiyah Nun[النّ], maka panjang bacaannya adalah sama seperti pada Hukum Ghunnah Musyaddadah, yaitu sekitar 2-3 harakat atau 1 1/2 Alif. Dan yang perlu diperhatikan -ketika kita mewashal- apakah dalam kalimat tersebut terdapat Waqaf Mamnu’ disampingnya ataukah tidak. Apabila tidak terdapat Waqaf Mamnu’, maka sebaiknya hindarilah untuk mewashal. Dan perlu diingat juga, janganlah mencoba-coba untuk mewashalkan Surah Al-Fatihah pada saat melakukan Shalat Wajib, walaupun telah mengetahui caranya mewashal. Al-Fatihah merupakan rukun shalat. Membaca Surah Al-Fatihah dengan satu ayat-satu ayat maknanya sudah sempurna.
4. Hal yang harus diperhatikan ketika membaca huruf Alif Lam Syamsiah yang paling akhir yaitu keitka Lam-Alif ( ال ) ketemu dengan Tanwin (bisa berupa Kasrahtain, Fathatain ataupun Dhammatain).
Cara membaca pada kasus ini adalah sama dengan cara membaca hukum Alif Lam Qamariah, yaitu menggantikan tanda tanwin tersebut menjadi harakat biasa (apabila fathatain diubah menjadi harakat fathah, bila kasrahtain diubah jadi harakat kasrah, dan bila dhammatain diubah jadi harakat dhammah), sementara itu untuk Hamzah Washal, diganti jadi suara huruf Nun dengan harakat Kasrah, atau dibaca “NI”.
Kemudian, untuk Nun Wiqayah atau huruf Nun Kecil yang berada di bawah Hamzah Washal tersebut langsung diidghamkan atau dileburkan ke dalam huruf Syamsiah.
Contoh:
Washal di kata/kalimat Alladzi [ٱلَّذِي]
Di dalam Al-Quranul Karim, banyak sekali terdapat ayat yang berisi kata/kalimat Alladzi (ٱلَّذِي). Dan ini bisa terjadi di awal ataupun di tengah ayat. Kata/kalimat Alladzi dibolehkan untuk diwashalkan dengan ayat yang sebelumnya. Pada umumnya, bacaan yang sering diwashal (antara ayat Al Qur’an yang satu ke ayat Al Qur’an berikutnya) yaitu bacaan Murottal.
Contoh :